kisah nabi nuh lengkap dari lahir sampai wafat

Salahsatu kisah perjalanan dakwah yang penuh cobaan dan perjuangan adalah apa yang dialami Nabi Nuh AS. Bagaimana tidak, selama 950 tahun berdakwah dengan segala macam rintangannya, Nuh hanya mampu mengajak beberapa orang. Kisah dakwah Nabi Nuh ini banyak dijelaskan di dalam Al-Qur’an, salah satunya adalah ayat berikut, baca juga: Menyedihkan! kisah nabi sulaiman yang dibahas lengkap mulai dari beristrikan bilqis hingga wafat dan wasiatnya. 24 jan 2019 nabi sulaiman a. s. dia putra nabi daud a. s, yg lahir nabi sampai sulaiman wafat dari lengkap kisah merupakan keturunan & sehabis hingga di negeri tadi surat yg dibawanya tentang wafatnya nabi sulaiman, diceritakan pada Kisah Nabi Idris ‘Alaihissalam merupakan kisah yang sarat akan peringatan bagi kaum muslimin. Sebagai manusia pilihan, Ia telah diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk merasakan kematian, melihat surga, dan melihat neraka. Pengalaman yang pastinya akan membuat merinding. Nabi Idris adalah keturunan ke enam dari Nabi Adam as. Padasaat Nabi Muhammad SAW hampir berusia 40 th kesukaannya mengasingkan diri dengan berbekal Roti dan pergi ke Gua Hira di Jabal Nur. Rasulullah di Gua Hira beribadah dan memikirkan keagungan alam. Pada usia genap 40 th Nabi dianggkat menjadi Rasul. Beliau menerima wahyu yang pertama di gua Hira dengan perantaraan Malaikat jibril yaitu surat Untukkisah mengenai Nabi Ibrahim dari perspektif agama Kristian dan Yahudi, sila lihat Abraham. Nabi Ibrahim a.s. (Arab dan Jawi: إبراهيم عليه السلام) merupakan nabi dan rasul yang sangat penting dalam agama Islam, dan juga agama lain seperti Nasrani dan Yahudi.Baginda telah diberi gelaran Khalil Ullah iaitu "Sahabat Allah". Selain itu beliau bersama anaknya Nabi Ismail a.s Sehr Erfreut Meine Bekanntschaft Zu Machen Hörbuch. Kisah Nabi Nuh Alaihissalam Umat Islam mengenal adanya 25 Nabi dan Rasul. Salah satunya yaitu Nabi Nuh Alahissalam. Nabi Nuh merupakan Nabi yang ke 3 setelah Nabi Adam dan Nabi Idris. Menilik dari kitab Ibnu Katsir tentang kisah para Nabi, Nabi Nuh merupakan keturunan Nabi Adam yang ke 9. Sehingga jarak antara masa Nabi Adam dengan Nabi Nuh menurut riwayat sahih ahli sejarah islam adalah 10 abad lamanya. Banyak kisah nabi nuh yang dapat diceritakan. Salah satunya adalah kisah tentang bahtera Nuh yang merupakan kapal terbesar dan pertama yang dibuat oleh manusia. Bahtera Nuh merupakan salah satu salah satu bukti mukjizat Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Nuh dan pengikutnya ketika terjadi malapetaka dahsyat yang menghancurkan dunia beserta isinya kecuali umat nabi Nuh yang taat. Ketika itu, kaum Nuh merupakan kaum yang sangat tercela dan menyimpang dari jalan Allah SWT. Pada mulanya, umat manusia selalu menaati para Nabi sebelumnya yaitu Adam dan Idris, akan tetapi ketika masa Nabi Nuh, kaumnya kembali berbuat ingkar dengan meniru orang-orang terdahulu menganggap bahwa patung adalah tuhan kemudian menyembah patung-patung yang dianggap sebagai tuhan mereka. Patung-patung tersebut sebenarnya merupakan representasi orang-orang saleh yang menjadi pewaris Nabi Idris dalam menyebarkan agama Allah. Akan tetapi kaum Nuh justru salah menilai dan memahami dan menganggap roh tuhan ada di dalam patung tersebut dan orang-orang saleh penerus Nabi Idris adalah representasi tuhan. Maka kemudian tersesatlah kaum Nabi Nuh. Awalnya, pembuatan patung tersebut hanya untuk menghormati orang-orang saleh yang bernama Wadd dan Shuwa. Akan tetapi seiring berjalannya waktu dan memudarnya ilmu agama, generasi kaum Nuh perlahan mulai meyakini bahwa patung tersebut pantas disembah. Hanya satu manusia yang masih memiliki fikiran dan akal sehat untuk menghentikan semua ini yaitu Nabi Nuh. Kemudian Allah SWT mengangkat Nuh sebagai Nabi dan meneruskan risalah kenabian serta ditugaskan untuk membimbing kaumnya agar meninggalkan segala bentuk kesyirikan dan membebaskan kaumnya dari belenggu iblis yang menghasut untuk terus menyembah atau mengakui patung-patung tersebut sebagai tuhan mereka serta kembali ke jalan yang benar dan dirahmati Allah SWT. Nabi Nuh merupakan Nabi yang istimewa oleh karena itu, salah satu dari 114 surah Al-Qur’an merupakan surah khusus Nabi Nuh dengan nama Surah yang sama yakni Surah Nuh. Surah Nuh merupakan surah ke 71 setelah surah Al-Ma’arij dan sebelum surah Al-Jin. Surah ini tergolong surah Al-Makkiyah yang terdiri dari 28 ayat. Kisah nabi nuh dimulai dengan diutusnya nabi nuh. Kisah nabi nuh dimulai dengan diutusnya beliau. Kisah diutusnya Nabi Nuh Sebagai Rasul Allah Sumber-sumber dari ahli sejarah yang diriwayatkan oleh para ahli sahih menyatakan bahwa Nabi Nuh memiliki nama asli Abdul Ghaffar atau Yasykur. Beliau merupakan putra dari Lamik bin Matta. Ayah Nabi Nuh merupakan putra Nabi Idris hingga Nabi Nuh merupakan keturunan Nabi Idris. Dengan kata lain, Nabi Nuh merupakan cucu dari Nabi Idris atau turunan ke 3 dari Nabi Idris. Nabi Nuh hidup di dunia sangat lama yakni selama 950 tahun. Fakta ini didapat dari salah satu surah di dalam Al-Qur’an yaitu surah Al-Ankabut ayat 14 yang artinya “Dan sesungguhnya kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim”. Ketika usia Nabi Nuh mencapai 480 tahun, beliau diutus menjadi Rasul melalui malaikat Jibril. Malaikat Jibril menghadap Nabi Nuh dengan wajah yang sangat tampan sehingga Nabi Nuh takjub dan lantas bertanya. Kemudian malaikat Jibril menjawab bahwa ia adalah utusan Allah yang membawa risalah dan menyatakan bahwa Allah mengutus Nuh untuk umatnya yang membangkang dan zalim. Perintah pengutusan Nuh sebagai Nabi tertulis pada Al-Qur’an surah Nuh ayat pertama yang artinya “sesungguhnya kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya dengan perintah Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih”. Ayat ini tidak hanya menyuratkan pengurusan Nabi Nuh, tetapi peringatan kepada kaumnya akan azab Allah yang amat pedih. Malaikat Jibril kemudian memakaikan sebuah baju kebesaran yang disebut baju Mujahidin, kemudian melilitkan sorban kemenangan serta memberi Nabi Nuh ikat pinggang yang disebut Saiful Azmi’ kemudian seraya memberi pesan kepadanya “Berilah peringatan kepada musuh Allah yang bernama Darmasyil bin Fumail bin Jij bin Qabil bin Adam”. Nabi Nuh kemudian mematuhi perintah malaikat Jibril. Jika dilihat dari telusuran nama, Darmasyil merupakan keturunan nabi Adam yang ke 4 sekaligus merupakan raja dan pemimpin yang zalim pada saat itu. Darmasyil merupakan manusia pertama yang membuat arak dan meminumnya, dia juga merupakan manusia pertama yang berjudi, dan membuat baju hiasan emas dimana emas merupakan material yang tidak seharusnya digunakan oleh lelaki. Raja Darmasyil juga merupakan Raja yang menyembah dan menganggung-agungkan 5 berhala yaitu Wad, Siwa’, Ya’uq, Yaghuts, dan Nasr. Perbuatan Darmasyil sudah sangat zalim dan ingkar sehingga Allah memberikan peringatan sangat keras yang disampaikan kepada malaikat Jibril untuk diteruskan kepada Nabi Nuh dan Nabi Nuh diutus untuk menyampaikan langsung kepada raja Darmasyil. Kisah nabi nuh berlanjut dengan tantangan yang dihadapi beliau. Kisah dakwah Nabi Nuh yang mendapat banyak tantangan Nabi Nuh terus berdakwah kepada umatnya khususnya kepada keluarganya yang tidak luput dari perbuatan zalim dan menyesatkan. Selama 5 abad semenjak beliau diutus menjadi Nabi, Nabi Nuh hanya memiliki 70 sampai 80 orang pengikut saja dimana pengikut tersebut terdiri dari orang-orang biasa yang bukan berasal dari keluarga kaya, terhormat dan berada atau keturunan terpandang. Hal ini menyebabkan kaum Nuh yang terdiri dari orang-orang terpandang dan kaya tidak suka berdekatan bahkan bersama-sama pengikut Nuh yang miskin tersebut. krena kesombongan dan keangkuhan mereka, mereka menganggap bahwa derajat dan kasta mereka tidak lah sama bahkan menganggap derajat mereka lebih tinggi dari Nabi Nuh hingga tidak mungkin akan mengikutinya. Kaum nabi Nuh mencemooh dan menghina Nabi Nuh dan pengikutnya yang miskin. Penolakan dan penghinaan terus terjadi tidak hanya dati kaumnya saja, namun juga dari kalangan keluarganya. Bahkan Istri dan putranya Kan’an secara terang-terangan menolak dan menentang ajaran Nabi Nuh. Yang lebih parah lagi bahwa mereka memengaruhi orang lain untuk tidak mengikuti ajaran Nab Nuh AS. Kaumnya tidak percaya bahwa Nabi Nuh adalah utusan Allah dan meyakini bahwa Nabi Nuh hanyalah manusia biasa, tidak memiliki kekuatan, tidak memiliki kelebihan apapun, bahkan tidak memiliki harta yang lebih banyak dibanding mereka dan mereka mengatakan bahwa Nabi Nuh telah berdusta. Mereka sangat merendahkan Nabi Nuh bahkan lebih daripada itu, mereka ingin mengusir beliau. Salah satu pemimpin kaum Nuh yang zalim tersebut kemudian berkata bahwa mereka akan dengan rela dan ikhlas menjadi pengikut Nabi Nuh dan taat pada ajaran-ajaran yang dibawa Nabi Nuh asalkan Nabi Nuh bersedia mengikuti dengan syarat pengikut Nabi Nuh yang sudah taat dan dianggap hina karena miskin diusir. Nabi Nuh dengan tegas menolak persyaratan ini karena tidak ingin meninggalkan umatnya. Mendengar jawaban Nabi Nuh, para pemimpin kaumnya yang zalim justru merasa kesal dan balik menantang Nabi Nuh AS. Mereka meminta Nabi Nuh segera mendatangkan Azab bagi mereka bila memang mereka telah perbuat zalim dan durhaka kepada Allah SWT sebagai bukti bahwa Nabi Nuh memang benar adanya merupakan utusan Allah untuk membawa kaumnya ke jalan yang benar. Nabi Nuh kemudian merasa tidak tahu lagi cara menghadapi dan menyadarkan kaumnya sementara beliau sudah berusaha semampunya. Sehingga beliau memilih untuk berserah diri dan meminta pentunjuk pada Allah tuhan semesta alam. Akhirnya Nabi Nuh berdoa dan meminta Allah agar segera melimpahkan azab kepada kaumnya yang membangkang. Allah kemudian mendengar doa Nabi Nuh. Kisah Pembangunan dan Mukjizat Bahtera Nabi Nuh Alaihissalam Sebelum azab Allah yang amat pedih dan berat ditimpakan pada kaum Nuh berupa banjir bandang yang menenggelamkan dunia, Allah SWT memberikan petunjuk sekaligus mukjizat kepada Nabi Nuh yaitu diperintahkannya oleh Allah SWT untuk membangun sebuah bahtera yang sangat besar dan kuat. Bahtera yang mampu menampung pengikut dari kaum Nuh yang taat dan beriman kepada Allah SWT. Kisah nabi nuh bagian ini memberitahu kita tentang seberapa peduli Allah SWT kepada umatnya. Setelah mendapat petunjuk dan perintah, segera Nabi Nuh dan kaumnya yang taat membuat bahtera. Bahtera tersebut terbuat dari kayu jati. Pembuatan bahtera tersebut memerlukan waktu yang cukup lama yakni sekitar 40 tahun hingga bahtera tersebut dapat digunakan. Selama proses pembuatan bahtera itu pula kesabaran Nabi Nuh terus diuji berupa cemoohan dan hinaan dari kaumnya yang zalim. Kaum Nuh yang zalim menganggap bahwa pekerjaan pembuatan bahtera tersebut merupakan pekerjaan sia-sia dan pekerjaan orang gila. Mereka menganggap tidak ada gunanya membangun bahtera diatas bukit gurun pasir yang tandus. Jangankan banjir, hujanpun tidak ada yang turun. Akan tetapi Nabi Nuh dan pengikutnya terus membangun bahtera tanpa mempedulikan hinaan dan cemoohan kaumnya. Menurut Ibnu Abbas, seorang Thaif yang memiliki pengetahuan yang amat luas menyatakan bahwa bahtera Nuh ini memiliki ukuran panjang seluas hasta atau sekitar 550 meter dan lebar 600 hasta atau sekitar 275 meter. Bahtera tersebut terdiri dari 3 tingkat yakni tingkat pertama diperuntukkan khusus untuk hewan-hewan, tingkat ke dua untuk pengikut Nabi Nuh, dan tingkat ketiga untuk bangsa burung. Desain bahtera di bagian atasnya ditutup dengan penutup kayu agar seluruh penumpang dan isinya nantinya aman dan selamat ketika Allah melimpahkan azab kepada kaum Nuh yang durhaka kepada Allah SWT. Dinding bahtera dibuat sekuat mungkin untuk menahan derasnya air banjir yang akan membinasakan seluruh umat manusia yang zalim dan tidak beriman kepada Allah SWT. Kemudian Nabi Nuh juga berdoa dan memohon kepada Allah SWT agar nantinya setelah azab diturunkan, Allah tidak membiarkan seorang dari kaum maupun pemimpinyang zalim tersebut selamat dan tetap tinggal di muka bumi. Nabi Nuh tidak ingin nantinya mereka yang selamat akan kembali menyebabkan banyak umat manusia yang tersesat, berbuat maksiat, dan akan lebih zalim lagi. Kemudian setelah bahtera Nuh selesai dibangun, Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk bersiap-siap dan mengumpulkan umatnya serta perbekalan selama akan terjadinya banjir. Allah memberikan tanda berupa munculnya air dari dalam tannur atau sebuah Oven tradisional di dapur rumah Nabi Nuh. Hingga bila dimasukkan ke dalam logika, tidak mungkin sebuah oven dapat mengeluarkan sumber air. Kisah nabi nuh berikutnya tentang datangnya azab. Datangnya azab bagi Kaum Nabi Nuh yang Zalim Maka suatu hari ketika tannur di dalam dapur Nabi Nuh menunjukkan tanda-tanda keluarnya air, Nabi Nuh kemudian segera mempersiapkan diri dan membuka bahteranya. Nabi Nuh mengumpulkan umatnya yang beriman untuk segera melindungi diri dan masuk ke dalam bahtera. Nabi Nuh juga membawa segala jenis binatang berpasang-pasangan mulai dari bintang buas, burung, gajah, sapi, hingga semut. Pada hari itu pula malaikat Jibril turun ke bumi dan membantu Nabi Nuh mengumpulkan serta menggiring setiap dua binatang yang berpasangan agar nantinya setelah azab melanda seluruh dunia dan menenggelamkan daratan beserta isinya, setiap spesies binatang tidak punah dan bisa berkembang biak untuk generasi umat manusia selanjutnya. Peristiwa ini juga sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an. Menurut beberapa riwayat, hewan yang pertama kali dinaikkan adalah sepasang burung kakak tua sedangkan hewan terakhir yang dinaikkan adalah sepasang keledai. Diceritakan pula bahwa di pundak keledai, iblis ikut bergelantungan agar bisa masuk ke dalam bahtera Nuh dan mengganggu umat Nabi Nuh yang taat agar tidak masuk ke dalam. Peristiwa ini sudah tertulis dalam Al-Qur’an surah Hud ayat 40 Istri dan putra nabi Nuh Kan’an tidak beriman bahkan turut serta emncemoh bahtera Nabi Nuh sehingga mereka tidak ikut menaiki bahtera. Hanya ada sekitar 80 orang mukmin yang masuk ke dalam bahtera. Allah SWT dengan kuasanya telah mengatur segalanya sehingga agar hewan ternak tidak dimangsa oleh hewan buas, Allah menurunkan demam kepada hewan buas tersebut hingga naluri buasnya turun. Setelah semua pengikut Nabi Nuh dan hewan-hewan masuk ke dalam bahtera, lalu pintu masuk dan seluruh pintu bahtera ditutup. Dengan kuasa Allah SWT, pemilik langit dan bumi, maka turunlah air hujan dari langit dan memerintahkan bumi mengeluarkan air dari berbagai penjuru dan celah-celah bumi. Seluruh celah bumi seolah seperti mata air yang mengeluarkan air dengan sangat deras tanpa hentinya. Air hujan yang sangat deras terjadi dan belum pernah terjadi selama bumi diciptakan termasuk pula sesudahnya sampai sekarang tidak pernah terjadi hujan deras dengan begitu hebatnya. Air lautan kemudian bergejolak dan ombak dahsyat menerpa serta menyapu bumi beserta isinya. Dalam sekejap saja debit air semakin meninggi dan terjadilah air bah yang begitu dahsyatnya yang membanjiri bumi. Seluruh permukaan bumi dipenuhi dengan air sehingga seluruh isinya tenggelam bersama kaum Nuh yang zalim. Bumi tenggelam dalam air sampai permukaan bumi tertinggi untuk pertama kalinya dan tidak pernah terjadi lagi sampai saat ini. Itulah azab berupa bencana yang Allah SWT kepadakaum Nabi Nuh yang sudah sangat menyimpang dari jalan Allah dan telah berbuat musyrik kepada Allah SWT. Putra Nabi Nuh yang tenggelam banjir Nabi Nuh dikaruniai 4 orang putra yakni putra tertua bernama Kan’an kemudian yang kedua bernama Yafith, Sam dan Ham. Putra tertua Nabi Nuh merupakan anak yang zalim dan durhaka kepada Nabi Nuh. Dia menyembunyikan rasa benci pada ayahnya sendiri dan mula-mulanya berpura-pura beriman. Bahkan dia dan ibunya yang merupakan istri Nabi Nuh sering menghina dan mencemooh Nabi Nuh. Kisah nabi nuh bagian ini cukup sedih untuk dibaca. Ketika Nabi Nuh mengumpulkan seluruh umatnya, beliau teringat akan putra tertuanya yaitu Kan’an. Beliau meminta agar Kan’an naik ke bahtera bersama pengikutnya yang lain. Namun dengan angkuhnya Kan’an menolak dan tetap pada pendiriannya tidak ingin beriman kepada Allah. Oleh karenanya, Kan’an termasuk golongan orang-orang yang merugi dan tidak diselamatkan oleh Allah SWT. Ketika air bah sudah mulai meninggi, Nabi Nuh sebagai seorang ayah terus membujuk sang anak agar menaiki bahtera dan berkata “Hai anakku, naiklah ke kapan ini agar engkau selamat dari azab Allah dan janganlah engkau masuk ke dalam golongan orang kafir” Hud 43 Akan tetapi Kanan justru menganggap bahwa bencana tersebut merupakan peristiwa alam biasa. Kan’an kemudian menjawab “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memelihara ku dari air bah” dan di jawab pula oleh Nabi Nuh “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selai Allah saja yang Maha Penyayang.” Percakapan Nabi Nuh dan Kan’an tersebut termuat dalam Al-Qur’an surah Hud ayat 43. Banjir kemudian semakin meninggi dan Kan’an tetap tidak mau masuk ke dalam kapal dan ingin menyelamatkan diri dengan cara berenang menuju puncah gunung yang belum tersentuh air. Kan’an menganggap bahwa air tidak akan sampai ke puncak gunung tersebut. namun dugaannya ternyata salah, air banjir bahkan menenggelamkan puncak gunung tertinggi sekalipun. Disela percakapan antara keduanya, muncullah gelombang besar yang memisahkan antara bahtera Nabi Nuh dengan Kan’an. Seketika Kan’an lenyap dari penglihatan Nabi Nuh. Nabi Nuh berusaha mencari keberadaan putra sulungnya akan tetapi sia-sia. Sebagai seorang ayah dan darah dagingnya, beliau sangat sedih karena putra yang amat disayanginya tenggelam oleh azab Allah. Pada saat Kan’an tenggelam, Nabi Nuh sempat memohon kepada Allah agar putranya diselamatkan karena Nabi Nuh mengingat bahwa Allah telah menjanjikan keselamatan bagi seluruh keluarganya. Nabi Nuh kemudian bertanya-tanya mengapa putranya tidak selamat dari azab tersebut dan Allah menjawab bahwa putranya telah durhaka dan bukan termasuk keluarga yang dijanjikan Allah untuk selamat. Percakapan antara Nabi Nuh dan Allah SWT dimuat dalam surah Hud yang artinya “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya” QS. Hud 45. Kemudian Allah menjawab “Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu yang dijanjikan akan selamat sesungguhnya perbuatannya, perbuatan yang tidak baik. sebab itu, janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui hakekatnya. Sesungguhnya aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengathuan” QS. Hud 46. Nabi Nuh kemudian menyadari kesalahannya dan segera memohon pengampunan kepada Allah SWT. Nabi Nuh kemudian mengikhlaskan kepergian putra dan istrinya yang zalim serta seluruh umatnya yang tidak percaya padanya dan lebih memilih menyembah berhala yang merupakan perbuatan musyrik yang sangat tidak disukai Allah SWT. Subhanallah, semoga dosa-dosa mereka diampuni Allah SWT. Kisah nabi nuh berlanjut dengan selamatnya bahtera nuh. Selamatnya Bahtera Nuh beserta seluruh isinya dari azab Allah SWT Sementara Allah menenggelamkan seluruh permukaan bumi dari manusia, pohon, bahkan sampai melebihi puncak gunung, Allah SWT memberikan perlindungan dan memilihara bahtera Nuh yang berlayar selama 150 hari di lautan tanpa batas sampai air banjir reda bersama umat mukmin yang beriman di dalamnya. Kapal terus berlayar hingga kaum Nuh yang zalim tidak tersisa. Setelah seluruh kaum Nuh yang zalim tenggelam, kemudian Allah memerintahkan bumi menghisap seluruh air yang dan memerintahkan langit menghentikan hujan deras yang begitu dahsyat tersebut. Maka surutlah air bah yang telah menenggelamkan bumi dan tidak menyisakan satupun kaum Nuh yang zalim selamat dari satu-satunya bencana terbesar dan berdahsyat yang pernah terjadi di bumi Allah. Setelah air banjir surut, bahtera Nabi Nuh kemudian terdampar di Gunung Judi. Di sanalah pengikut Nabi Nuh beristirahat dan memulai kehidupan baru yang damai dan bertakwa kepada Allah SWT. Banyak perselisihan pendapat yang terjadi mengenai letak gunung Judi karena beberapa sumber menyatakan bahwa gunung Judi yang dimaksud berada di Armenia, ada yang mengatakan di Irak atau di Turki. Kisah setelah Banjir dan keturunan Nabi Nuh Setelah bahtera mendarat, keluarlah Nabi Nuh beserta ketiga putranya yang bertakwa dan seluruh pengikutnya yang berjumlah 80 orang. Kemudian turun juga hewan-hewan yang selamat. Di gunung inilah terjadi kehidupan baru dengan seluruh umat yang taat dan beriman kepada Allah serta jauh dari perbuatan tercela, musyrik, dan durhaka kepada Allah SWT. Menurut riwayat, dikisahkan bahwa seluruh pengikut Nabi Nuh yang selamat dalam bahtera Nuh tersebut akan wafat dan tidak menyisakan keturunan satupun. Hanya putra-putra Nabi Nuh yakni Yafith, Sam, dan Ham yang memiliki keturunan. Hingga didapatkan kesimpulan bahwa seluruh umat manusia di muka bumi sekarang ini merupakan keturunan anak Nabi Nuh yang terbagi menjadi 3 turunan. Yafith melahirkan keturunan bangsa Rum Romawi dan kini berkembang pesat menjadi bangsa Eropa. Sam dan keuturannya yang merupakan asal usul lahirnya bangsa Arab yang kini mendiami wilayah Arab dan Timur Tengah di benua Asia Barat. Serta putra terakhir yaitu Ham menghasilkan keturunan bangsa Habasyah yang kini merupakan keturunan bangsa Afrika yang mendiami wilayah benua Afrika. Sekian pembahasan Kisah Nabi Nuh, silahkan disebarluaskan, semoga membawa manfaat bagi kita semua. Ayo bergabung dengan komunitas dan dapatkan MP3 Al-Quran 30 Juz yang menyejukkan hati. - Kisah Nabi Sulaiman Sulaiman adalah salah seorang putera Nabi Daud. Sejak ia masih kanak-kanak berusia sebelas tahun, ia sudah menampakkan tanda-tanda kecerdasan, ketajaman otak, kepandaian berfikir serta ketelitian di dalam mempertimbangkan dan mengambil sesuatu Sulaiman Seorang Juri Sewaktu Daud, ayahnya menduduki tahta kerajaan Bani Isra'il ia selalu mendampinginnya dalam tiap-tiap sidang peradilan yang diadakan untuk menangani perkara-perkara perselisihan dan sengketa yang terjadi di dalam masyarakat. Ia memang sengaja dibawa oleh Daud, ayahnya menghadiri sidang-sidang peradilan serta menyekutuinya di dalam menangani urusan-urusan kerajaan untuk melatihnya serta menyiapkannya sebagai putera mahkota yang akan menggantikanya memimpin kerajaan, bila tiba saatnya ia harus memenuhi panggilan Ilahi meninggalkan dunia yang fana ini. Dan memang Sulaimanlah yang terpandai di antara sesama saudara yang bahkan lebih tua usia daripadanya. Suatu peristiwa yang menunjukkan kecerdasan dan ketajaman otaknya iaitu terjadi pada salah satu sidang peradilan yang ia turut menghadirinya. Dalam persidangan itu dua orang datang mengadu meminta Nabi Daud mengadili perkara sengketa mereka, iaitu bahawa kebun tanaman salah seorang dari kedua lelaki itu telah dimasuki oleh kambing-kambing ternak kawannya di waktu malam yang mengakibatkan rusak binasanya perkarangannya yang sudah dirawatnya begitu lama sehingga mendekati masa menuainya. Kawan yang diadukan itu mengakui kebenaran pengaduan kawannya dan bahawa memang haiwan ternakannyalah yang merusak- binasakan kebun dan perkarangan kawannya itu. Dalam perkara sengketa tersebut, Daud memutuskan bahawa sebagai ganti rugi yang dideritai oleh pemilik kebun akibat pengrusakan kambing-kambing peliharaan tetangganya, maka pemilik kambing-kambing itu harus menyerahkan binatang peliharaannya kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi yang disebabkan oleh kecuaiannya menjaga binatang ternakannya. Akan tetapi Sulaiman yang mendengar keputusan itu yang dijatuhkan oleh ayahnya itu yang dirasa kurang tepat berkata kepada si ayah "Wahai ayahku, menurut pertimbanganku keputusan itu sepatut berbunyi sedemikian Kepada pemilik perkarangan yang telah binasa tanamannya diserahkanlah haiwan ternak jirannya untuk dipelihara, diambil hasilnya dan dimanfaatkan bagi keperluannya, sedang perkarangannya yang telah binasa itu diserahkan kepada tetangganya pemilik peternakan untuk dipugar dan dirawatnya sampai kembali kepada keadaan asalnya, kemudian masing- masing menerima kembali miliknya, sehingga dengan cara demikian masing-masing pihak tidak ada yang mendapat keuntungan atau kerugian lebih daripada yang sepatutnya.". Kuputusan yang diusulkan oleh Sulaiman itu diterima baik oleh kedua orang yang menggugat dan digugat dan disambut oleh para orang yang menghadiri sidang dengan rasa kagum terhadap kecerdasan dan kepandaian Sulaiman yang walaupun masih muda usianya telah menunjukkan kematangan berfikir dan keberanian melahirkan pendapat walaupun tidak sesuai dengan pendapat ayahnya. Peristiwa ini merupakan permulaan dari sejarah hidup Nabi Sulaiman yang penuh dengan mukjizat kenabian dan kurnia Allah yang dilimpahkan kepadanya dan kepada ayahnya Nabi Daud. Nabi Sulaiman Menduduki Tahta Kerajaan AyahnyaSejak masih berusia muda Sulaiman telah disiapkan oleh Daud untuk menggantikannya untuk menduduki tahta singgahsana kerajaan Bani Isra'il. Abang Sulaiman yang bernama Absyalum tidak merelakan dirinya dilangkahi oleh beranggapan bahawa dialah yang sepatutnya menjadi putera mahkota dan bukan adiknya yang lebih lemah fizikalnya dan lebih muda usianya srta belum banyak mempunyai pengalaman hidup seperti ia menaruh dendam terhadap ayahnya yang menurut anggapannya tidak berlaku adil dan telah memperkosa haknya sebagai pewaris pertama dari tahta kerajaan Bani Isra'il. Absyalum berketetapan hati akan memberotak terhadap ayahnya dan akan berjuang bermati- matian untuk merebut kekuasaan dari tangan ayahnya atau adiknya apa pun yang harus ia korbankan untuk mencapai tujuan itu. Dan sebagai persiapan bagi rancangan pemberontakannya itu, dari jauh-jauh ia berusaha mendekati rakyat, menunjukkan kasih sayang dan cintanya kepada mereka menolong menyelesaikan masalah-masalah yang mereka hadapi serta mempersatukan mereka di bawah pengaruh dan pimpinannya. Ia tidak jarang bagi memperluaskan pengaruhnya, berdiri didepan pintu istana mencegat orang-orang yang datang ingin menghadap raja dan ditanganinya sendiri masalah-masalah yang mereka minta penyelesaian. Setelah merasa bahawa pengaruhnya sudah meluas di kalangan rakyat Bani Isra'il dan bahawa ia telah berhasil memikat hati sebahagian besar dari mereka, Absyalum menganggap bahawa saatnya telah tiba untuk melaksanakan rencana rampasan kuasa dan mengambil alih kekuasaan dari tangan ayahnya dengan paksa. Lalu ia menyebarkan mata-matanya ke seluruh pelosok negeri menghasut rakyat dan memberi tanda kepada penyokong-penyokong rencananya, bahawa bila mereka mendengar suara bunyi terompet, maka haruslah mereka segera berkumpul, mengerumuninya kemudian mengumumkan pengangkatannya sebagai raja Bani Isra'il menggantikan Daud ayahnya. Syahdan pada suatu pagi hari di kala Daud duduk di serambi istana berbincang-bincang dengan para pembesar dan para penasihat pemerintahannya, terdengarlah suara bergemuruh rakyat bersorak-sorai meneriakkan pengangkatan Absyalum sebagai raja Bani Isra'il menggantikan Daud yang dituntut turun dari tahtanya. Keadaan kota menjadi kacau-bilau dilanda huru-hara keamanan tidak terkendalikan dan perkelahian terjadi di mana-mana antara orang yang pro dan yang kontra dengan kekuasaan Daud merasa sedih melihat keributan dan kekacauan yang melanda negerinya, akibat perbuatan puterannya sendiri. Namun ia berusaha menguasai emosinya dan menahan diri dari perbuatan dan tindakan yang dapat menambah parahnya keadaan. Ia mengambil keputusan untuk menghindari pertumpahan darah yang tidak diinginkan, keluar meninggalkan istana dan lari bersama-sama pekerjanya menyeberang sungai Jordan menuju bukit Zaitun. Dan begitu Daud keluar meninggalkan kota Jerusalem, masuklah Absyalum diiringi oleh para pengikutnya ke kota dan segera menduduki istana kerajaan. Sementara Nabi Daud melakukan istikharah dan munajat kepada Tuhan di atas bukit Zaitun memohon taufiq dan pertolongan-Nya agar menyelamatkan kerajaan dan negaranya dari malapetaka dan keruntuhan akibat perbuatan puteranya yang durhaka itu. Setelah mengadakan istikharah dan munajat yang tekun kepada Allah, akhirnya Daud mengambil keputusan untuk segera mengadakan kontra aksi terhadap puteranya dan dikirimkanlah sepasukan tentera dari para pengikutnya yang masih setia kepadanya ke Jerusalem untuk merebut kembali istana kerajaan Bani Isra'il dari tangan Absyalum. Beliau berpesan kepada komandan pasukannya yang akan menyerang dan menyerbu istana, agar bertindak bijaksana dan sedapat mungkin menghindari pertumpahan darah dan pembunuhan yang tidak perlu, teristimewa mengenai Absyalum, puteranya, ia berpesan agar diselamatkan jiwanya dan ditangkapnya hidup- hidup. Akan tetapi takdir telah menentukan lain daripada apa yang si ayah inginkan bagi puteranya. Komandan yang berhasil menyerbu istana tidak dapat berbuat lain kecuali membunuh Absyalum yang melawan dan enggan menyerahkan diri setelah ia terkurung dan terkepung. Dengan terbunuhnya Absyalum kembalilah Daud menduduki tahtanya dan kembalilah ketenangan meliputi kota Jerusalem sebagaimana sediakala. Dan setelah menduduki tahta kerajaan Bani Isra'il selama empat puluh tahun wafatlah Nabi Daud dalam usia yang lanjut dan dinobatkanlah sebagai pewarisnya Sulaiman sebagaimana telah diwasiatkan oleh Sulaiman Atas Jin dan Makhluk Lain Nabi Sulaiman yang telah berkuasa penuh atas kerajaan Bani Isra'il yang makin meluas dan melebar, Allah telah menundukkan baginya makhluk-makhluk lain, iaitu Jin angin dan burung- burung yang kesemuanya berada di bawah perintahnya melakukan apa yang dikehendakinya dan melaksanakan segala komandonya. Di samping itu Allah memberinya pula suatu kurnia berupa mengalirnya cairan tembaga dari bawah tanah untuk dimanfaatkannya bagi karya pembangunan gedung-gedung, perbuatan piring-piring sebesar kolam air, periuk-periuk yang tetap berada diatas tungku yang dikerjakan oleh pasukan Jin-Nya. Sebagai salah satu mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada Sulaiman ialah kesanggupan beliau menangkap maksud yang terkandung dalam suara binatang-binatang dan sebaliknya binatang-binatang dapat pula mengerti apa yang ia perintahkan dan ucapkan. Demikianlah maka tatkala Nabi Sulaiman berpergian dalam rombongan kafilah yang besar terdiri dari manusia, jin dan binatang-binatang lain, menuju ke sebuah tempat bernama Asgalan ia melalui sebuah lembah yang disebut lembah semut. Disitu ia mendengar seekor semut berkata kepada kawan-kawannya "Hai semut-semut, masuklah kamu semuanya ke dalam sarangmu, agar supaya kamu selamat dan tidak menjadi binasa diinjak oleh Sulaiman dan tenteranya tanpa ia sedar dan sengaja. Nabi Sulaiman tersenyum tertawa mendengar suara semut yang ketakutan itu. Ia memberitahu hal itu kepada para pengikutnya seraya bersyukur kepada Allah atas kurnia-Nya yang menjadikan ia dapat mendengar serta menangkap maksud yang terkandung dalam suara semut itu. Ia merasa takjud bahawa binatang pun mengerti bahawa nabi-nabi Allah tidak akan mengganggu sesuatu makhluk dengan sengaja dan dalam keadaan Sulaiman dan Ratu Balqis Setelah Nabi Sulaiman membangunkan Baitulmaqdis dan melakukan ibadah haji sesuai dengan nadzarnya pergilah ia meneruskan perjalannya ke Yeman. Setibanya di San'a - ibu kota Yeman ,ia memanggil burung hud-hud sejenis burung pelatuk untuk disuruh mencari sumber air di tempat yang kering tandus itu. Ternyata bahawa burung hud-hud yang dipanggilnya itu tidak berada diantara kawasan burung yang selalu berada di tempat untuk melakukan tugas dan perintah Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman marah dan mengancam akan mengajar burung Hud-hud yang tidak hadir itu bila ia datang tanpa alasan dan uzur yang nyata. Berkata burung Hud-hud yang hinggap didepan Sulaiman sambil menundukkan kepala ketakutan"Aku telah melakukan penerbangan pengintaian dan menemukan sesuatu yang sangat penting untuk diketahui oleh paduka Tuan. Aku telah menemukan sebuah kerajaan yang besar dan mewah di negeri Saba yang dikuasai dan diperintah oleh seorang ratu. Aku melihat seorang ratu itu duduk di atas sebuah tahta yang megah bertaburkan permata yang berkilauan. Aku melihat ratu dan rakyatnya tidak mengenal Tuhan Pencipta alam semesta yang telah mengurniakan mereka kenikmatan dan kebahagian hidup. Mereka tidak menyembah dan sujud kepada-Nya, tetapi kepada matahari. Mereka bersujud kepadanya dikala terbit dan terbenam. Mereka telah disesatkan oleh syaitan dari jalan yang lurus dan benar.".Berkata Sulaiman kepada Hud-hud "Baiklah, kali ini aku ampuni dosamu kerana berita yang engkau bawakan ini yang aku anggap penting untuk diperhatikan dan untuk mengesahkan kebenaran beritamu itu, bawalah suratku ini ke Saba dan lemparkanlah ke dalam istana ratu yang engkau maksudkan itu, kemudian kembalilah secepat-cepatnya, sambil kami menanti perkembangan selanjutnya bagaimana jawapan ratu Saba atas suratku ini.". HUd-hud terbang kembali menuju Saba dan setibanya di atas istana kerajaan Saba dilemparkanlah surat Nabi Sulaiman tepat di depan ratu Balqis yang sedang duduk dengan megah di atas tahtanya. Ia terkejut melihat sepucuk surat jatuh dari udara tepat di depan wajahnya. Ia lalu mengangkat kepalanya melihat ke atas, ingin mengetahui dari manakah surat itu datang dan siapakah yang secara kurang hormat melemparkannya tepat di depannya. Kemudian diambillah surat itu oleh ratu, dibuka dan baca isinya yang berbunyi "Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, surat ini adalah daripadaku, Sulaiman. Janganlah kamu bersikap sombong terhadapku dan menganggap dirimu lebih tinggi daripadaku. Datanglah sekalian kepadaku berserah diri.". Setelah dibacanya berulang kali surat Nabi Sulaiman Ratu Balqis memanggil para pembesarnya dan para penasihat kerajaan berkumpul untuk memusyawarahkan tindakan apa yang harus diambil sehubungan dengan surat Nabi Sulaiman yang diterimanya itu. Berkatlah para pembesar itu ketika diminta petimbangannya "Wahai paduka tuan ratu, kami adalah putera-putera yang dibesarkan dan dididik untuk berperang dan bertempur dan bukan untuk menjadi ahli pemikir atau perancang yang patut memberi pertimbangan atau nasihat kepadamu. Kami menyerahkan kepadamu untuk mengambil keputusan yang akan membawa kebaikan bagi kerajaan dan kami akan tunduk dan melaksanakan segala perintah dan keputusanmu tanpa ragu. Kami tidak akan gentar menghadapi segala ancaman dari mana pun datangnya demi menjaga keselamatanmu dam keselamatan kerajaanmu.". Ratu Balqis menjawab "Aku memperoleh kesan dari uraianmu bahwa kamu mengutamakan cara kekerasan dan kalau perlu kamu tidak akan gentar masuk medan perang melawan musuh yang akan menyerbu. Aku sangat berterima kasih atas kesetiaanmu kepada kerajaan dan kesediaanmu menyabung nyawa untuk menjaga keselamatanku dan keselamatan kerajaanku. Akan tetapi aku tidak sependirian dengan kamu sekalian. Menurut pertimbanganku, lebih bijaksana bila kami menempuh jalan damai dan menghindari cara kekerasan dan peperangan. Sebab bila kami menentang secara kekerasan dan sampai terjadi perang dan musuh kami berhasil menyerbu masuk kota-kota kami, maka nescaya akan berakibat kerusakan dan kehancuran yang sgt menyedihkan. Mereka akan menghancur binasakan segala bangunan, memperhambakan rakyat dan merampas segala harta milik dan peninggalan nenek moyang kami. Hal yang demikian itu adalah merupakan akibat yang wajar dari tiap peperangan yang dialami oleh sejarah manusia dari masa ke semasa. Maka menghadapi surat Sulaiman yang mengandung ancaman itu, aku akan cuba melunakkan hatinya dengan mengirimkan sebuah hadiah kerajaan yang akan terdiri dari barang-barang yang berharga dan bermutu tinggi yang dapat mempesonakan hatinya dan menyilaukan matanya dan aku akan melihat bagaimana ia memberi tanggapan dan reaksi terhadap hadiahku itu dan bagaimana ia menerima utusanku di istananya." Selagi Ratu Balgis siap-siap mengatur hadiah kerajaan yang akan dikirim kepada Sulaiman dan memilih orang-orang yang akan menjadi utusan kerajaan membawa hadiah, tibalah hinggap di depan Nabi Sulaiman burung pengintai Hud-hud memberitakan kepadanya rancangan Balqis untuk mengirim utusan membawa hadiah baginya sebagai jawaban atas surat beliau kepadanya. Setelah mendengar berita yang dibawa oleh Hud-hud itu, Nabi Sulaiman mengatur rencana penerimaan utusan Ratu Balqis dan memerintahkan kepada pasukan Jinnya agar menyediakan dan membangunkan sebuah bangunan yang megah yang tiada taranya ya akan menyilaukan mata perutusan Balqis bila mereka tiba. Tatkala perutusan Ratu Balqis datang, diterimalah mereka dengan ramah tamah oleh Sulaiman dan setelah mendengar uraian mereka tentang maksud dan tujuan kedatangan mereka dengan hadiah kerajaan yang dibawanya, berkatalah Nabi Sulaiman "Kembalilah kamu dengan hadiah- hadiah ini kepada ratumu. Katakanlah kepadanya bahawa Allah telah memberiku rezeki dan kekayaan yang melimpah ruah dan mengurniaiku dengan kurnia dan nikmat yang tidak diberikannya kepada seseorang drp makhluk-Nya. Di samping itu aku telah diutuskan sebagai nabi dan rasul-Nya dan dianugerahi kerajaan yang luas yang kekuasaanku tidak sahaja berlaku atas manusia tetapi mencakup juga jenis makhluk Jin dan binatang-binatang. Maka bagaimana aku akan dapat dibujuk dengan harta benda dan hadiah serupa ini? Aku tidak dapat dilalaikan dari kewajiban dakwah kenabianku oleh harta benda dan emas walaupun sepenuh bumi ini. Kamu telah disilaukan oleh benda dan kemegahan duniawi, sehingga kamu memandang besar hadiah yang kamu bawakan ini dan mengira bahawa akan tersilaulah mata kami dengan hadiah Ratumu. Pulanglah kamu kembali dan sampaikanlah kepadanya bahawa kami akan mengirimkan bala tentera yang sangat kuat yang tidak akan terkalahkan ke negeri Saba dan akan mengeluarkan ratumu dan pengikut-pengikutnya dari negerinya sebagai- orang-orang yang hina-dina yang kehilangan kerajaan dan kebesarannya, jika ia tidak segera memenuhi tuntutanku dan datang berserah diri kepadaku.". Perutusan Balqis kembali melaporkan kepada Ratunya apa yang mereka alami dan apa yang telah diucapkan oleh Nabi Sulaiman. Balqis berfikir, jalan yang terbaik untuk menyelamatkan diri dan kerajaannya ialah menyerah saja kepada tuntutan Sulaiman dan datang menghadap dia di istananya. Nabi Sulaiman berhasrat akan menunjukkan kepada Ratu Balqis bahawa ia memiliki kekuasaan ghaib di samping kekuasaan lahirnya dan bahwa apa yang dia telah ancamkan melalui rombongan perutusan bukanlah ancaman yang kosong. Maka bertanyalah beliau kepada pasukan Jinnya, siapakah diantara mereka yang sanggup mendatangkan tahta Ratu Balqis sebelum orangnya datang berserah diri. Berkata Ifrit, seorang Jin yang tercerdik "Aku sanggup membawa tahta itu dari istana Ratu Balqis sebelum engkau sempat berdiri dari tempat dudukimu. Aku adalah pesuruhmu yang kuat dan dapat dipercayai.". Seorang lain yang mempunyai ilmu dan hikmah nyeletuk berkata "Aku akan membawa tahta itu ke sini sebelum engkau sempat memejamkan matamu.". Ketika Nabi Sulaiman melihat tahta Balqis sudah berada didepannya, berkatalah ia "Ini adalah salah satu kurnia Tuhan kepadaku untuk mencuba apakah aku bersyukur atas kurnia-Nya itu atau mengingkari-Nya, kerana barang siapa bersyukur maka itu adalah semata-mata untuk kebaikan dirinya sendiri dan barangsiapa mengingkari nikmat dan kurnia Allah, ia akan rugi di dunia dan di akhirat dan sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Mulia.".Menyonsong kedatangan Ratu Balqis, Nabi Sulaiman memerintahkan orang-orangnya agar mengubah sedikit bentuk dan warna tahta Ratu itu yang sudah berada di depannya kemudian setelah Ratu itu tiba berserta pengiring-pengiringnya, bertanyalah Nabi Sulaiman seraya menundingkan kepada tahtanya "Serupa inikah tahtamu?" Balqis menjawab "Seakan-akan ini adalah tahtaku sendiri," seraya bertanya-tanya dalam hatinya, bagaimana mungkin bahawa tahtanya berada di sini padahal ia yakin bahawa tahta itu berada di istana tatkala ia bertolak meninggalkan Saba. Selagi Balgis berada dalam keadaan kacau fikiran, kehairanan melihat tahta kerajaannya sudah berpindah ke istana Sulaiman, ia dibawa masuk ke dalam sebuah ruangan yang sengaja dibangun untuk penerimaannya. Lantai dan dinding-dindingnya terbuat dari kaca putih. Balqis segera menyingkapkan pakaiannya ke atas betisnya ketika berada dalam ruangan itu, mengira bahawa ia berada di atas sebuah kolam air yang dapat membasahi tubuh dan pakaiannya. Berkata Nabi Sulaiman kepadanya "Engkau tidak usah menyingkap pakaianmu. Engkau tidak berada di atas kolam air. Apa yang engkau lihat itu adalah kaca-kaca putih yang menjadi lantai dan dinding ruangan ini." "Oh,Tuhanku," Balqis berkata menyedari kelemahan dirinya terhadap kebesaran dan kekuasaan Tuhan yang dipertunjukkan oleh Nabi Sulaiman, "aku telah lama tersesat berpaling daripada-Mu, melalaikan nikmat dan kurnia-Mu, merugikan dan menzalimi diriku sendiri sehingga terjatuh dari cahaya dan rahmat-Mu. Ampunilah aku. Aku berserah diri kepada Sulaiman Nabi-Mu dengan ikhlas dan keyakinan penuh. Kasihanilah diriku wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang." Demikianlah kisah Nabi Sulaiman dan Balqis Ratu Saba. Dan menurut sementara ahli tafsir dan ahli sejarah nabi-nabi, bahawa Nabi Sulaiman pada akhirnya kahwin dengan Balqis dan dari perkahwinannya itu lahirlah seorang putera. Menurut pengakuan maharaja Ethiopia Abessinia, mereka adalah keturunan Nabi Sulaiman dari putera hasil perkahwinannya dengan Balqis itu. Wallahu alam Nabi SulaimanAl-Quran mengisahkan bahawa tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan kematian Sulaiman kecuali anai-anai yang memakan tongkatnya yang ia sandar kepadanya ketika Tuhan mengambil rohnya. Para Jin yang sedang mengerjakan bangunan atas perintahnya tidak mengetahui bahawa Nabi Sulaiman telah mati kecuali setelah mereka melihat Nabi Sulaiman tersungkur jatuh di atas lantai, akibat jatuhnya tongkat sandarannya yang dimakan oleh anai-anai. Sekiranya para Jin sudah mengetahui sebelumnya, pasti mereka tidak akan tetap meneruskan pekerjaan yang mereka anggap sebagai seksaan yang menghinakan. Berbagai cerita yang dikaitkan orang pada ayat yang mengisahkan matinya Nabi Sulaiman, namun kerana cerita-cerita itu tidak ditunjang dikuatkan oleh sebuah hadis sahih yang muktamad, maka sebaiknya kami berpegang saja dengan apa yang dikisahkan oleh Al-Quran dan selanjutnya Allahlah yang lebih Mengetahui dan kepada-Nya kami berserah diri. Kisah Nabi Sulaiman dapat dibaca di dalam Al-Quran, surah An-Naml ayat 15 sehingga ayat Dahulu ada beberapa orang saleh bernama Wad, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr yang dicintai oleh masyarakat[1]. Ketika mereka wafat, maka masyarakat merasa sedih karena kehilangan mereka, saat itulah setan memanfaatkan kesedihan itu dengan membisikkan mereka agar membuatkan patung-patung dengan nama-nama mereka untuk mengenang mereka. Akhirnya, masyarakat pun melakukannya. Waktu pun berlalu, namun patung-patung itu belum disembah sampai mereka yang membuat patung-patung itu meninggal dan datanglah anak cucu mereka yang kemudian disesatkan oleh setan. Setan menjadikan mereka menganggap bahwa patung-patung itu adalah sesembahan mereka. Mereka pun menyembah patung-patung itu dan mulai saat itu tersebarlah kesyirikkan di tengah-tengah mereka, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mengangkat seorang laki-laki di kalangan mereka sebagai nabi dan Rasul-Nya, yaitu Nuh alaihissalam. Allah Subhanahu wa Ta’ala memilihnya di antara sekian makhluk-Nya, Dia mewahyukan kepadanya agar mengajak kaumnya menyembah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala saja dan meninggalkan sesembahan-sesembahan selain-Nya. Mulailah Nabi Nuh alaihissalam berdakwah, ia berkata kepada mereka “Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan yang berhak disembah bagimu selain Dia. Sesungguhnya kalau kamu tidak menyembah Allah, aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar kiamat.” QS. Al A’raaf 59 Maka di antara kaumnya ada yang mengikuti ajakannya, mereka terdiri dari kaum fakir dan dhu’afa lemah. Adapun orang-orang kaya dan kuat, maka mereka menolak dakwahnya, sebagaimana istrinya dan salah satu anaknya juga menolak dakwahnya. Mereka yang menolak dakwahnya menenatangnya dan berkata kepadanya, “Kami tidak melihat kamu, melainkan sebagai seorang manusia biasa seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara Kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apa pun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta.” QS. Huud 27 Nabi Nuh alaihissalam tidak berputusa asa terhadap sikap kaumnya yang menolak dakwahnya, ia terus mengajak mereka di malam dan siang hari, menasihati mereka secara rahasia dan terang-terangan, menjelaskan kepada mereka dengan lembut hakikat dakwah yang dibawanya, tetapi mereka tetap saja kafir kepadanya, tetap saja sombong dan melampaui batas, dan terus membantah Nabi Nuh alaihissalam dan keadaan itu berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Mereka juga menyakitinya, menghinanya, dan memerangi dakwahnya. Pernah suatu ketika, sebagian orang-orang kaya mendatangi Nabi Nuh alaihissalam dan meminta kepadanya untuk mengusir orang-orang fakir yang beriman kepadanya agar orang-orang kaya ridha dan mau duduk bersamanya sehingga bisa beriman kepadanya, namun Nabi Nuh alaihissalam menjawab, “Wahai kaumku! Aku tidak meminta harta benda kepada kamu sebagai upah bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhannya, akan tetapi aku memandangmu sebagai suatu kaum yang tidak mengetahui–Dan Nuh berkata, “Wahai kaumku! Siapakah yang akan menolongku dari azab Allah jika aku mengusir mereka. Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran?” QS. Huud 29-30 Maka kaumnya pun marah dan menuduhnya telah sesat, dan mereka berkata, “Sesungguhnya kami melihatmu berada dalam kesesatan yang nyata.” QS. Al A’raaf 60 Nuh balik menjawab, “Wahai kaumku! Tidak ada padaku kesesatan sedikit pun tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam”– “Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku, aku memberi nasehat kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.” QS. Al A’raaf 61-62 Nabi Nuh alaihissalam tetap bersabar mendakwahi kaumnya, hari demi hari dilaluinya, bulan demi bulan dilaluinya dan tahun demi tahun dilaluinya, tetapi yang mau mengikuti seruannya hanya beberapa orang saja. Bahkan ketika Nuh mendatangi sebagian mereka, mengajak mereka agar menyembah Allah dan beriman kepada-Nya, mereka taruh anak jarinya ke telinga mereka agar tidak mendengar kata-kata Beliau, dan ketika Beliau pergi kepada yang lain sambil menyebutkan kepada mereka nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepada mereka serta menceritakan tentang penghisaban pada hari Kiamat, mereka taruh baju mereka di wajah mereka agar tidak melihat Beliau, dan hal ini berlangsung terus hingga akhirnya orang-orang kafir berkata kepada Nabi Nuh alaihissalam, “Wahai Nuh! Sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap Kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada Kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar.” QS. Hud 32 Nuh menjawab, “Hanyalah Allah yang akan mendatangkan azab itu kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri.–Dan tidaklah bermanfaat kepadamu nasihatku jika aku hendak memberi nasihat kepada kamu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu, Dia adalah Tuhanmu, dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” QS. Hud 33-34 Bersambung… Bagian 2 Artikel [1] Imam Bukhari meriwayatkan dari hadits Ibnu Juraij dari Atha’ dari Ibnu Abbas tentang firman Allah Ta’ala, “Dan mereka berkata, “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan penyembahan tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan penyembahan wadd, dan jangan pula suwwa’, yaghuts, ya’uq dan nasr.” Ia Ibnu Abbas berkata, “Ini adalah nama-nama orang Saleh dari kaum Nabi Nuh. Ketika mereka wafat, setan membisikkan kepada kaum mereka untuk mendirikan berhala pada majelis mereka dan menamakannya dengan nama-nama mereka. Maka mereka pun melakukan hal itu, dan saat itu berhala-berhala itu belum disembah hingga mereka wafat, dan ilmu telah tiada, maka berhala-berhala itu pun disembah.” KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO BELAJAR IQRO, ATAU HUBUNGI +62813 26 3333 28

kisah nabi nuh lengkap dari lahir sampai wafat